masih inget nggak sih bencana alam pada tanggal 26 desember 2004?
iya, bencana tsunami di Aceh. bencana yang terakhir kali terjadi pada tahun 1907. bencana yang menelan kurang lebih 120.000 korban jiwa. meratakan beberapa desa. bahkan menenggelamkan sebagian dataran.
ternyata bencana alam berupa tsunami ini tidak hanyak terjadi di Indonesia saja, namun juga di India dan Thailand, karena negara-negara tersebut berbagi lempeng bumi yang sama. namun memang, yang paling banyak menelan korban jiwa adalah di Indonesia. ribuan istri kehilangan suaminya, suami kehilangan istrinya, anak kehilangan orang tuanya, orang tua kehilangan anaknya, bahkan ada yang seluruh anggota keluarga menjadi korban jiwa dalam peristiwa ini.
pada maret 2018, aku mendapat kesempatan untuk mengunjungi kota yang disebut-sebut sebagai "serambi Makkah." nah, ternyata disini, untuk mengenang para korban dan belajar dari bencana yang sudah dialami, terdapat beberapa tempat yang sengaja dipelihara untuk dapat dijadikan tempat "wisata". salah satunya adalah museum tsunami. tau Bapak Ridwal Kamil kan ya? beliau merupakan pemenang dari sayembara untuk mendesain bangunan museum tsunami ini. dan terbukti bangunannya dari luar sudah terlihat cantik.
nah yang masalah di dalamnya. bukan masalah dari arsitekturnya, tapi dari sesaknya dada melihat kembali foto-foto, video, cerita mengenai apa yang terjadi pada hari itu. dijelaskan juga, kemungkinan Indonesia memakan korban paling banyak, karena setelah terjadi gempa yang mencapai kurang lebih 7skala ritcher (satuan dalam mengukur gempa), masyarakat di Aceh masih melanjutkan aktifitas seperti biasa. mereka tidak mengevakuasi diri. hingga tiba-tiba ombak setinggi 30meter menyapu mulut pantai hingga ke kota. huhu seram sekali pokoknya.
nah yang masalah di dalamnya. bukan masalah dari arsitekturnya, tapi dari sesaknya dada melihat kembali foto-foto, video, cerita mengenai apa yang terjadi pada hari itu. dijelaskan juga, kemungkinan Indonesia memakan korban paling banyak, karena setelah terjadi gempa yang mencapai kurang lebih 7skala ritcher (satuan dalam mengukur gempa), masyarakat di Aceh masih melanjutkan aktifitas seperti biasa. mereka tidak mengevakuasi diri. hingga tiba-tiba ombak setinggi 30meter menyapu mulut pantai hingga ke kota. huhu seram sekali pokoknya.
untuk masuk ke museum tsunami ini gratis tanpa biaya, tapi bapak penjaganya bilang kalau nantinya untuk masuk museum ini akan dikenakan biaya. cuma belum tau berapa nominal dan mulai kapan dikenai biayanya.
terdapat ruangan yang disebut sebagai ruang sumur doa, disini tertulis nama-nama korban. jadi bagi pengunjung yang ingin mendoakan sekaligus menyebut nama korban dalam doanya bisa sambil membaca nama-nama di sekeliling dinding ruangan tersebut.
terdapat beberapa ruangan yang berisi penjelasan
dan fakta-fakta yang mendukung seperti foto diatas.
diorama masjid Rahmatullah
bagian dalam dari museum tsunami,diatasnya terdapat bendera-bendera
berbagai negara yang memberi bantuan setelah bencana tersebut terjadi
helikopter polisi yang hancur didepan pintu masuk
selain ada museum tsunami, ada PLTD Apung yang bisa didatangi untuk mengenang peristiwa ini. jadi kapal seberat 2600 ton ini aslinya sender kan dipinggir laut, terus kebawa arus sampai ke daratan, ke atap-atap rumah orang. disitu kita bisa masuk kapalnya katanya.
tapiiiii aku nggakmau masuk. habis masa kan disana diantar sama temen orang tua, eh om nya bilang “tapi dibawah kapalnya itu masih banyak mayat yang nggakbisa di evakuasi” wadu. ndak wis trims.
nah satu lagi tempat berkunjung mengenang tsunami yang juga aku berkesempatan buat
masuk adalah Masjid Raya Baitturrahman. begini kondisi Masjid tersebut saat bencana terjadi :
masuk adalah Masjid Raya Baitturrahman. begini kondisi Masjid tersebut saat bencana terjadi :
*sumber : google*
setelah itu, Masjid Raya mengalami perbaikan, dan dibangun kembali dengan diberi fasilitas-fasilitas tambahan. pertama dari masuk, parkiran mobil ternyata harus ke basement. iya basement bawah tanah. mana kaget pula ternyata parkirannya kayak parkiran mall, tapi versi aspalnya mengkilat coba.
abis gitu masuk untuk menitipkan sepatu. eh pas giliran sepatuku diterima sama mbaknya, mbaknya bilang "kalau masuk masjid tidak boleh pakai celana ya." oh begitu, baik. eh tapi aku nggak bawa celana, terus gimana masa nggak jadi solat disini?
akhirnya sesuai saran mama, aku pakai bawahan rukuh selama berjalan di area masjid. even di serambinya. padahalnya dari tempat wudhu ke masjid harus lewat serambi panjang nan cantik ini terlebih dahulu.
sejuk ya suasananya?
eh ternyata nggak sampai situ aja aku dibuat kagum. dengan melewati tangga turun yang berbeda menuju parkiran, kami harus melalui lorong panjang terlebih dahulu untuk kembali ke tempat penitipan sepatu. beneran panjang loh itu nggak cuma di foto.
kagum banget deh. megah nan mewah masjidnya. di dalam masjid juga sejuk, karna memang ada ac juga juga.
kali ini aku menshare sesuatu bukan karena aku bahagia.
maksudnya aku senang dan bersyukur bisa mendapat kesempatan untuk mengunjungi langsung daerah istimewa ini, namun bukan berarti aku senang dengan adanya bencana itu. mendatangi tempat-tempat untuk mengenang peristiwa tsunami pada tahun 2004 ini membantu untuk terus-menerus mengingatkanku kalau Tuhan itu Maha Besar. apa yang kelihatan mungkin jadi tidak mungkin atas izin-Nya, apa yang kelihatan tidak mungkin jadi mungkin atas izin-Nya juga.
satu lagi yang aku dapatkan dari "wisata" ini, untuk terus menghargai apa yang kita punya soalnya nggaktau sampai kapan kita bisa memilikinya.
sering mikir gitu, tapi masih suka lupa terus nyakitin orang tua *aku*
manusia emang nggak ada yang sempurna kok, tapi dengan dikasih kesempatan sama Tuhan buat bangun hari ini bisa jadi Tuhan ngasih kesempatan buat memperbaiki. bener nggak sih?
p.s. i love you
-cem
5 comments
Di tulisan ini saya merasakan atmosfir kesedihan dan hilangnya keceriaan, namun saya memaklumi. saya menyayanngkan anda tidak berani (gocik) untuk melihat kapal itu padahal anda sudah membuat penasaran saya dengan deskripsi di awal, jadinya anti-klimax. mungkin lain kali bisa lebih berani karena saya yakin anda ingin menjadi strong independent woman. masa kalah sama mak-mak yang melawan arus busway?
ReplyDeletehahahaha terimakasih ya. gimana ya, soalnya saya tidak sedang bepergian bersama orang yang bisa "mengusir." wah iya juga ya, nanti saya tak belajarnya ke mak-mak pelawan arus busway bagaimana meningkatkan keberanian. wkwk
Deleteentah aku mulai kebiasa sama cara penulisan dari blog ini atau emang penulisnya makin rapih nulisnya, semoga aja yang kedua ya, good job.
ReplyDeletesebenernya kang emil desain bangunan tersebut memperhatikan banyak aspek kok, coba browsing konsep museumnya, inspirasi konsep eksteriornya dia ambil dari mana, dan bagaimana dia membuat pengunjung merasakan peristiwa yang terjadi melalui rangkaian interior dalam museum tsunami tersebut. (kata temen saya sih gitu)
bisa menceritakan dengan baik apa yang penulis rasakan setelah melakukan sebuah perjalanan, berbagi pesan moral dan bisa jujur dengan apa yang penulis rasakan, semua itu membuat saya ingin terus mengikuti blog ini. keep the good work!
singkatnya sih, eksterior bangunanya itu diambil dari analogi ombak yang ngingetin peristiwa tsunami. sama adaptasi bentukan rumah adat aceh (rumah panggung), berfungsi juga jadi escape building, jadi kalo semisal bakal ada tsunami lagi bisa berlindung di gedung itu.
Deleteaamiiin. good hater bener bener good ya, makasih atas support nya secara terus meneruss! such a veryyyyy good hater.
Deleteoh gitu yaa, aku belum pernah browse tentang itu sih. tapi kalau soal buat pengunjung merasakan peristiwa dari rangkaian interior itu bener banget! dari awal setelah pintu masuk udah dibuat ngerasa merinding dan digiring untuk merasa kalau kita cuma makhluk ciptaan Tuhan. gimana gimana Tuhan yang taking control of our life. sekali lagi thankyou good hater!